Judul: Kelanar
Pengarang: Yandi Asd
Penerbit: AT press
Ketebalan: 238 hlm
ISBN: 978-623-7303-46-6





"Kamu lahir karena Sentanu. Tanpa Sentanu kamu bukanlah Tujuh Dua, bukanlah ampas rautan pensil yang bisa diajak bicara, bukanlah benda mati yang bisa mencium aroma; mendengarkan percakapan dan obrolan manusia, melihat semua objek, dan beberapa hal lain yang dapat dilakukan manusia." (Hlm. 33)


Kelanar adalah sebuah karya apik dari Yandi Asd, selain pengarang dia juga seorang editor. Maka tidak heran jika novelnya nyaris tanpa celah. Kelanar adalah debut keduanya setelah Anchorage Bar.

Usut punya usut, novel ini hanya ditulis kurang lebih sebulan saja. Fantastis untuk novel setebal 238 halaman. Dibuka dengan adegan mengerikan sekaligus menyeramkan. Kemudian pembaca diajak ke adegan lain di mana digambarkan sebagai sosok anak kecil yang gemar makan kecoak, bangkai tikus dan ekor cicak.

Saya pernah membaca novel karya Ahern yang berjudul One Hundred Names. Pengarang asal Irlandia itu memberi banyak tokoh dan semua tidak ada yang mubazir! Dan, jika boleh jujur Kelanar pun memiliki hal tersebut. Semua karakternya tidak ada yang mubazir. Semua porsinya pas.

Dari semua sudut pandang yang dipakai pengarang. Saya lebih menyukai scene "rautan pensil" alias pov 2. Entah, saya pun tak bisa menjabarkan. Saya merasa lebih memasuki Kelanar saat di bagian pov 2.

Kamu harus mengingatnya sampai mati.
Jangan sampai tidak.
Atau kamu akan mengalami kejadian mengerikan.
—hlm. 60

Selain tokoh, saya juga terkesan dengan setting yang begitu hidup. Pengarang berhasil membawa pembaca menjelajah negeri Kelanar. Kamu tidak akan menemukan kisah romantis di Kelanar, itu yang banyak dibicarakan. Saya tidak menampik. Karena buat kamu yang memang spesialis romance(seperti saya) tidak akan kuat jika membaca bab per bab-nya.

Kelanar begitu suram, mencekam, keji dan GILA. Kelanar membuat saya enggan mengakhiri membaca jika bukan karena mata yang tak kuat menahan kantuk. Setiap bab memaksa kita untuk terus lanjut dan lanjut. Ada banyak kejutan, terlebih endingnya yang begitu mencengangkan. Namun, yang mulus tak selamanya tampak bagus. Terlepas dari keapikkan dan keluwesan pengarang, Kelanar masih memiliki typo di beberapa bagian. 




Cinta bisa mengubah air menjadi api. Cinta juga tak selalu menjanjikan akan selalu bersama. Jangan mencintai, jangan mati. Segera baca dan rasakan sensasinya.
SHARE 0 comments

Add your comment

© KMC Group · THEME BY WATDESIGNEXPRESS